We Can't Change The Direction Of The Wind, But We Can Adjust Our Sails To Always Reach Our Destination

Thursday 9 February 2017

Kesalahan-Kesalahan Logika Dalam Berdebat Chapter 2

10.   Begging the question (mengantisipasi jawaban)
Contoh :
•   Kita harus mendorong generasi muda kita untuk menyembah kepada Tuhan untuk meningkatkan moralitasnya.
Tetapi apakah agama atau pemujaan benar-benar menyebabkan pertumbuhan moral? Ataukah karena sebab yang lain??? (misalnya: pendidikan moral, lingkungan pendukung, sistem manajemennya,  dsb).
11.   Circular Reasoning

Contoh:
•   Tuhan itu ada karena alkitab menyatakan demikian; Alkitab diwahyukan oleh Tuhan.
•   Isi buku ini adalah benar, karena buku ini mengatakan demikian.
A membuktikan B, B membuktikan A. Pembuktian berputar seperti ini jelas tidak valid. Premis A & B sama-sama tidak terbuktikan , maka premis A harus dibuktikan secara independent terhadap premis B.
12.   Confusion of correlation and causation
Mengacaukan hubungan antara sebab dan akibat.
Contoh :
•   Mayoritas dari orang sukses di dunia adalah beragama kristen, maka masuklah kristen…anda pasti sukses.
Padahal mungkin orang-orang golongan tertentu yang berkumpul dalam suatu masyarakat gereja tertentu itulah yang menyebabkan mereka terlihat ‘sukses’.
•   Anak yang menonton acara kekerasan di TV  cenderung untuk menjadi ganas ketika ia dewasa.
Apakah program di TV itu menyebabkan kekerasan, ataukah anak-anak yang berbakat ganas cenderung menonton acara kekerasan di TV???

13.   Half truths
Suatu pernyataan yang biasanya ditujukan untuk menipu seseorang dengan menyembunyikan sebagian fakta / kebenaran. 
Contoh:
•   Orang-orang agama X itu pasti bahagia dan diberkahi Tuhan. 
Sengaja tidak mencantumkan data tentang umatnya yang miskin, penyakitan, broken home, dsb)
14.   Communal reinforcement
Suatu proses dimana suatu klaim menjadi suatu kepercayaan kuat melalui suatu  pernyataan yang diulang-ulang oleh suatu anggota komunitas. Proses ini independent terhadap kebenaran klaim tersebut dan tidak didukung oleh data empiris yang signifikan untuk menggaransi bahwa kepercayaan itu didukung oleh alasan yang reasonable. 
•   Percaya Yesus pasti masuk surga. (semata-mata hanya karena banyak orang yg meneriakkan hal yg sama) 
Kebohongan yang diulang2 terus dalam jangka waktu yg lama, akan menjadi seperti sebuah fakta. Hanya melalui penyelidikan dan analisis yang seksamalah kita bisa menilainya.
15.   Non-sequitur (nggak nyambung)
Suatu kesimpulan yang diambil tidak didasarkan pada suatu premis ataupun evidence/ fakta.
•   Sekarang ini banyak muncul nabi-nabi palsu. Kesimpulan:
membuktikan bahwa sekarang adalah akhir jaman.
Padahal munculnya tokoh-tokoh agama itu disebabkan oleh sebab yang lain yang bukan karena akhir jaman.
Disamping itu, pelabelan tokoh-tokoh agama sebagai 'nabi-nabi palsu' adalah penjangkaran (anchoring) yang manipulatif sekedar utk melegitimasi asumsinya tanpa satu dasar-dasar penilaian yang obyektif.

16.   Post Hoc, ergo propter hoc (itu terjadi sebelumnya, maka itu disebabkan olehnya)
Semacam non-sequitur, tetapi berdasarkan waktu.
•   Lihat, ia menjadi sakit setelah pergi ke Klenteng, maka Klenteng
adalah tempat iblis; Ia sembuh dari penyakitnya setelah roh jahat diusir oleh pendeta kami.
Padahal sakitnya / sembuh sakitnya tidak  disebabkan oleh sesuatu yang ada hubungannya dengan kepergiannya ke Klenteng ataupun doa. Bisa saja penyakitnya disebabkan oleh infeksi bakteri / virus di tempat lain atau terjadi jauh2 hari sebelumya dimana membutuhkan masa inkubasi tertentu utk kemunculannya. Hanya kebetulanlah penyakit itu muncul pada hari yg sama.
Demikian juga kesembuhannya, bisa disebabkan oleh faktor-faktor alamiah ataupun gejala periodikal dari muncul-lenyapnya suatu penyakit kronis. Disamping itu seringkali yang terjadi adalah ybs juga pergi ke dokter dan meminum obat. Obat itulah yg menyebabkan kesembuhannya, meskipun seringkali fakta ini diabaikan sekedar utk memuaskan sentimental keagamaannya. 
17.   Red Herring

Sering terjadi….sang pendebat buru-buru mengalihkan perhatian / subyek pembicaraan.
18.   Statistic of small number
Satu kasus digunakan untuk menjudge keseluruhan. Hanya karena suatu kejadian, tidak dapat mewakili kemungkinan keseluruhannya.
•   Lihat setelah ia menjadi Budhis hidupnya menderita, berarti agama Buddha itu sesat.

19.   Straw man (manusia jerami)
Membuat suatu skenario yang salah (image yang menyesatkan) kemudian menyerangnya. Ini sangat sering digunakan dalam diskusi kita. 
Contohnya: 
•   Budhisme itu agama pesimis, coba bayangkan bukankah hidup kita harus optimis?.  
Padahal agama Buddha bukan berparadigma pesimistis maupun optimistis tetapi mencoba untuk melihat suatu permasalahan secara realistis.
•   Karena mengajarkan Karma, maka bila seorang Buddhist melihat seorang yg tenggelam di sungai maka ia tidak perlu menolongnya karena itu adalah karma ybs.  (source: Adam Liauw, milis Debat-Alkitab)
Ini merupakan statement yg diungkapkan di sebuah mimbar agama tertentu. Jelas-jelas ini merupakan suatu penghasutan yang tidak benar untuk mengada-adakan alasan merusak nama Buddhism.
20.   Dua salah menjadi benar 
Dalam suatu penalaran logis, suatu premis salah tidak semata-mata menjustifikasi suatu premis salah lain menjadi benar.
Contoh :
•   Premis A :Di negara ini hukum tidak ditegakkan secara baik. (salah)
Premis B : Banyak sekali koruptor yang dibiarkan bebas. (salah)
Oleh karena itu, sah-sah saja bagi saya untuk melakukan korupsi karena memang negara tidak menegakkan hukum. Salah pemerintah sendiri kenapa tidak menggunakan perangkat hukum untuk  menangkap saya. 
•   Orang Islam merusaki gereja adalah agama sesat, maka oleh karena itu saya berhak untuk mengkonversi mereka menjadi Kristen dengan cara apapun.
Menilai suatu agama melalui generalisasi dari hanya beberapa oknum yang berkelakuan negatif jelas bukan merupakan suatu tindakan yang bijaksana. Perlu dicari kompleksitas permasalahannya terlebih dahulu. Selanjutnya, tindakan konversi yang juga bukan merupakan tindakan yang etis tentu tidak layak untuk digunakan sebagai alasan pembenarannya.